Sering Kerja Lembur, Rentan Sakit Jantung
Blog Baim Disperindagsu - Sering pulang malam akibat lembur di kantor? Kebiasaan ini mungkin meningkatkan peluang karier Anda. Namun, waspadalah karena Anda beresiko terkena sakit jantung. Ini adalah pengingat penting bagi mereka yang ‘gila kerja’ maupun bagi mereka yang terpaksa melakukannya.
Kebiasaan buruk ini memang tidak berdampak langsung pada kesehatan jantung Anda. Meski begitu, beberapa dampak langsung yang bisa Anda rasakan berikut ini akan mengarahkan Anda di masa depan sebagai penyandang status penderita sakit jantung.
Waktu Kerja yang Panjang, Mata Rantai Utama Pemicu Sakit Jantung
Umumnya, jam kerja standar yang ideal adalah 7-8 jam setiap harinya selama 5 hari kerja dan sisa 2 hari di akhir pekan adalah waktu bebas yang memang sebaiknya digunakan untuk beristirahat dari rutin pekerjaan Anda.
Namun, beberapa orang menghabiskan waktu yang lebih lama di kantor baik untuk mengejar bonus tambahan, meningkatkan peluang karier, maupun karena adanya tuntutan target yang ditetapkan perusahaan.
Sebagai akibatnya, kebanyakan pekerja lembur ini akan menggantungkan diri pada berbagai stimulan seperti kopi dan camilan ringan yang tinggi kalori guna mendongkrak stamina dan semangat atau sekadar mengusir kantuk, stres, dan rasa jenuh yang menghampiri di tengah-tengah kesibukan mereka.
Meski tidak langsung menyebabkan sakit jantung, kebiasaan beresiko ini akan mengganggu berbagai sistem metabolisme tubuh Anda.
Akibat menu makanan yang tidak sehat, ditambah dengan adanya stres, tekanan darah dan kadar gula darah akan cenderung meningkat.
Akibat menu makanan yang tidak sehat, ditambah dengan adanya stres, tekanan darah dan kadar gula darah akan cenderung meningkat.
Selain itu, kualitas tidur Anda pun akan menurun. Kombinasi dari berbagai faktor inilah yang ke depannya akan membawa Anda langsung pada kondisi sakit jantung.
Ya, dapat dikatakan, kerja lembur adalah mata rantai utama dan pertama yang menggiring Anda pada gerbang kematian akibat serangan jantung bila Anda tidak segera menghentikan kebiasaan buruk ini.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa resiko terserang sakit jantung dan stroke mencapai hingga 80 persen pada mereka yang sering bekerja lembur.
Contoh nyata yang meneguhkan fakta ini terjadi di bulan Mei 2013 lalu, dimana seorang staf perusahaan agensi iklan di Beijing dilaporkan tewas mendadak di kantornya setelah bekerja lembur sampai pukul 11 malam setiap harinya selama hampir satu bulan.
Bagaimana? Masih berani kerja lembur? Ingatlah bahwa kesehatan adalah asset utama dalam kehidupan Anda. Jika suatu waktu Anda divonis menderita sakit jantung, biaya yang akan Anda keluarkan tentu lebih besar dibandingkan bonus yang Anda dapat sebagai hasil lembur Anda, bukan?
Sayangi Jantung Anda untuk Kehidupan dan Masa Depan yang Lebih Baik
“Bagaimana jika ini adalah tuntutan perusahaan? Bukankah ini akan berdampak besar pada peluang karier saya di masa depan?” Setidaknya, itulah alasan utama yang ada di benak sebagian besar orang yang sering lembur.
Sesekali lembur guna menyelesaikan pekerjaan memang tidak salah, misalnya selama 1 atau 2 jam sehari. Tetapi, kerja lembur menjadi berbahaya bila ini dilakukan lebih dari rentang waktu tersebut dalam sehari dan dalam jangka waktu yang panjang.
Dan, tahukah Anda? Meski pekerjaan Anda cepat selesai dengan lembur hingga larut malam, setidaknya ada resiko penurunan produktifitas akibat menurunnya konsentrasi dan kelelahan sehingga tingkat akurasi dari pekerjaan Anda pun menurun. Bukankah ini adalah resiko yang lebih serius bagi peluang karier Anda di masa depan?
Lalu, solusi praktis apa yang dapat Anda lakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk dan menghindari kerja lembur?
Jika perusahaan tempat Anda bekerja memang menetapkan target tertentu, bicarakan tenggang waktu yang masuk akal dengan atasan Anda dan bicarakan berbagai kendala yang Anda alami selama proses pengerjaan itu.
Jika perusahaan tempat Anda bekerja memang menetapkan target tertentu, bicarakan tenggang waktu yang masuk akal dengan atasan Anda dan bicarakan berbagai kendala yang Anda alami selama proses pengerjaan itu.
Pembicaraan tersebut memang tidak akan menghilangkan kemungkinan lembur di waktu yang akan datang, namun, setidaknya, ini dapat mengurangi frekuensi kemungkinan tersebut dan membantu agar Anda dapat pulang tepat waktu dan menikmati kehidupan yang menyenangkan dengan keluarga Anda.
Cara lain, Anda juga dapat meminta bantuan pada rekan kerja Anda. Lalu, buatlah skala prioritas dan jangan menunda-nunda pekerjaan Anda.
Manfaatkan waktu kerja Anda seefektif mungkin dan hindari resiko sakit jantung akibat lembur. Ya, sayangi jantung Anda untuk kehidupan dan masa depan yang lebih baik.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.