Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 29 Januari 2015

MERAWAT 250 JAM OPERASI ALAT BERAT ESCAVATOR




MERAWAT 250 JAM OPERASI ALAT BERAT ESCAVATOR

MAKALAH
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknik Alas Nusantara untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna melengkapi tugas mata kuliah Maintenance and  Repair




Oleh:



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Kebanyakan industri komoditas, misalnya industri pertambangan atau pertanian menggunakan alat berat seperti excavator, wheel loader, tractor, dump truck untuk operasi produksinya (loading, hauling,dan dumping). Operasi produksi tersebut hampir dilakukan setiap hari tanpa berhenti. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa peran alat-alat berat tersebut sangat penting bagi keberlangsungan operasi industri komoditas. Alat berat pada industri pertambangan memiliki beban kerja yang besar. Alat berat ini memiliki karakteristik-karakteristik tertentu sehingga memerlukan perawatan yang tinggi (Dewi and Voorthuysen, 2010), yaitu :
  1. Memerlukan investasi yang besar, sehingga return on assets (ROA) harus tinggi.
  2. Terdiri dari komponen dan teknologi yang kompleks
  3. Memerlukan availabilitas tinggi karena digunakan hampir 24 jam non stop.
  4. Memiliki umur yang panjang.
Ketersediaan alat berat harus tinggi agar operasi produksi berjalan dengan lancar. Ketersediaan alat berat bergantung salah satunya pada upaya pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh pemilik alat berat. Ketersediaan atau availabilitas alat merupakan perbandingan antara waktu ketersediaan alat dapat digunakan sesuai dengan fungsinya terhadap total waktu yang tersedia untuk beroperasi (Dunn, 1997). Ketidaktersedianya suatu alat dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya kegiatan perbaikan alat (corrective maintenance) dan adanya kegiatan pencegahan kerusakan alat (preventive maintenance).


  1. TUJUAN AKHIR
Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:
  1. Menjelaskan prosedur perawatan  preventivepada  alat-alat berat dengan teknik yang baik dan benar.
  2. Menjelaskan prosedur perawatan  korektifpada alat-alat berat dengan teknik yang baik dan benar.
  3. Memahami dan menjelaskan ruang lingkup perawatan harian sebelum enginedi start .
  4. Memahami penggunaan manualbook/ service manual book.
  5. Memahami teknik pemeriksaan keliling  machinesebelum  engine distart .
  6. Menjelaskan tujuan pemeriksaan enginesaat hidup
  7. Menjelaskan lingkup pemeriksaan enginesaat hidup
  8. Melakukan pemeriksaan enginesaat hidup
  9. Mengetahui dan menjelaskan tujuan pemeriksaan  enginesambil dihidupkan.
  10. Mengetahui dan menjelaskan lingkup pemeriksaan  enginesambil dihidupkan.
  11. Mengetahui dan menjelaskan teknik pemeriksaan  enginesambil dihidupkan.
  12. Mengetahui dan mampu menjelaskan prosedur menghidupkan engine/mesin pada saat temperatur normal.
  13. Mengetahui dan mampu menjelaskan prosedur menghidupkan mesin/enginepada temperatur dingin.
  14. Mengetahui dan mampu menjelaskan prosedur mematikan mesin.
  15. Mengetahui dan menjelaskan prosedur pengoperasian unit/machine bergerak maju, mundur, dan belok.
  16. Mengetahui dan menjelaskan prosedur memarkir unit/machine pada kondisi temperatur  freezindan normal.
  17. Mengetahui dan menjelaskan prosedur memberikan  grease fittings (semua unit alat berat).






BAB II
URAIAN MATERI


  1. Maintenance (Perawatan)
Secara umum perawatan itu dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha/  tindakan-tindakan termasuk pencegahan dan perbaikan yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan  performance sebuah alat berat selalu seperti kondisi dan  performanceketika masih baru  atau semula, tetapi dengan cara yang benar dan efektif sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dapat se efektif mungkin.
Tujuan dari perawatan ini adalah sebagai berikut:
  1. Agar alat berat yang bersangkutan selalu dalam keadaan siaga dan siap pakai setiap saat (high availability = berdaya guna fisik yang baik).
  2. Agar alat berat tersebut selalu dalam keadaan prima, berdaya guna mekanis yang baik (good Performance).
  3. Agar biaya perbaikan alat berat tersebut menjadi lebih hemat  (reduce repair cost).
Perawa tan 10 jam operasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian perawatan pokok yang secara rutin dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 jam setelah alat berat tersebut dioperasikan. Yaitu perawatan preventive dan perawatan korektif.
Perawatan  preventive yaitu perawatan yang dilakukan terhadap alat berat guna mencegah kerusakan-kerusakan yang akan m ungkin terjadi apabila tindakan tersebut tidak dilakukan setelah mesin/unit dioperasikan 10 jam. Dengan kata lain perawatan  preventive adalah untuk mencegah sebelum terjadi kerusakan setelah mesin/unit dioperasikan 10 jam. Dengan melakukan perawatan  preventive ini dapat diperoleh keuntungan-keuntungan anatara lain: Mengurangi kerusakan, biaya operasi menjadi lebih hemat, keamanan alat-alat berat yang kita miliki terjamin dengan baik.
Perawatan korektif yaitu perawatan pada alat berat setelah terjadi ketidak normalan bagaian-bagian tertentu pada alat berat tersebut. Perawatan ini dapat dilakukan dengan penggantian atau penyetelan bagian-bagian tersebut setelah mesin/unit dioperasikan 10 jam. Dengan kata lain perawatan korektif adalah perawatan pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian. Dengan melakukan kegiatan perawatan korektif ini dapat memberikan keuntugan yaitu bagian-bagian alat berat yag telah rusak atau mengalami troubleakan bisa kembali ke keadaan normal sehingga dapat bekerja dengan efektif.
  1. RUANG LINGKUP PERAWATAN 10 JAM OPERASI SEBELUM  MESIN DI HIDUPKAN.
Perawatan sebelum mesin dihidupkan ini maksudnya adalah segala tindakan perawatan yang dilakukan sebelum mesin  atau engine di hidupkan atau di operasionalkan. Kegiatan perawatan yang dilakukan ini meliputi perawatan unit alat-alat berat dan kaitannya dengan perawatan keliling sebelum  engine di  start setelah mesin/unit dioperasikan  10  jam. Untuk prosedur perawatan keliling pada alat berat sangatlah beragam tergantung pada jenis, type dan produsennya. Namun pada intinya untuk perawatan keliling setelah engine/unit dioperasikan 10 jam mempunyai banyak kesamaan terutama pada  engine dan  power train, sedang untuk bagian yang lain seperti  Mask,  Under  carriage dan  steering and  braking  system ada perbedaan, tentunya untuk  perawatan keliling yang dilakukan disesuaikan dengan prosedur yang sudah dijelaskan dalan  manual  book masing- masing jenis alat berat tersebut. Berikut iniprosedur perawatan keliling pada alat berat secara umum yang dilakukan setelah 10 jam pemakaian pada alat berat tersebut. Pemeriksaan ini dapat meliputi :
  1. Pemeriksaan monitor panel.
Pemeriksaan pada monitor panel ini pada dasarnya sama untuk semua jenis m esin/unit alat berat, pembacaan pada monitor panel ini berdasarkan dari sinyal atau kondisi yang dialami oleh bagian yang di deteksi. Bentuk monitor panel inipun bervariasi, salah satu jenis monitor panel dari  hydraulic ExcavatorPC200-7, produk dari komatsu.
Bagian-bagian dari monitor panel ini adalah sebagai berikut :
  • Monitor level oli mesin
Monitor ini memperingatkan operator jika oli pada engine oil pan menetes atau berkurang. Jika oli pan mesin rendah, monitor akan berkedip, jika berkedip oil pan perludiperiksa kemudian ditambahkan oli.
  • Monitor penggantian oli.
Monitor ini meperingatkan operator jika waktu yang disetel sudah lewat setelah pergantian oli, lampu ini akan memberikan informasi tentang kapan menggati oli, sesuai dengan yang kita setel sejakawal atau pada saat mengisi oli sebelumnya dengan melihat penggantian oli pada manual book yang telah disediakan oleh pabrik pembuat alat berat tersebut. Jika lampu pada tanda monitor ini menyala maka operator harus mengganti oli mesin dengan yang baru.
  • Monitor level bahan bakar.
Monitor ini memperingatkan operator jika level bahan bakar yang tersisa dalam tangki bahan bakar. Jika bahan bakar yang tersisa di dalam tangki bahan bakar kurang maka lampu indikator pada monitor ini akan menyala, maka perlu ditambahkan bahan bakar.
  • Monitor level pengisian.
Monitor ini menggambarkan ketidaknormalan pada sistem pengisian  (charge ) ini dilakukan saat mesin menyala atau mesin di hidupkan. Jika lampu monitor menyala, periksa kekencangan V-belt, jika ketidaknormalan ditemukan.
  • Monitor kontrol penyumbatan air cleaner .
Monitor ini memperingatkan operator jika  Air cleaner tersumbat, jika menyala berkedip, matikan mesin dan lakukan pemeriksaan kemudian bersihkan air cleaner . Setelah pemeriksaan dilakukan maka mesin dihidupkan lagi untuk memeriksa kerja dari air cleaner tadi.
  • Monitor tempratur air pendingin.
Monitor ini memperingatkan operator bahwa tempratur air pendingin mesin naik atau tidak. Jika temperatur air pendingin mesin terlalu tinggi lampu monitor akan menyala  dan  sistem pencegahan  overheat secara otomatis bekerja untuk mengurangi kecepatan mesin.
  • Monitor tekanan oli mesin.
Jika tekanan lubrikasi mesin di bawah normal, monitor ini akan menyala dan  buzzer berbunyi. Jika lampu menyala, matikan  enginedan periksa oli  pada oli pan dan sistem lubrikasi, kemungkinan ada kebocoran.
  • Pilot Display.
  • Monitor  pre-heating. Lampu monitor menandakan waktu pre-heatingyang diperlukan saat mesin di  start pada temperatur ambien dibawah 00
Lampu monitor menyala saat tombol  start pada posisi  heat dan menyala setelah 30 detik, yang menandakan  pre-heating selesai, dan mati setelah 10 detik. pre -heating ini tujuannya untuk memanaskan ruang bakar mesin yang akan menjadi awal pembantu pembakaran.
  • Monitor  swing  lock. Monitor ini akan menginformasikan bahwa  swing  lock sedang diaktifkan. Dan lampu akan menyala.
  • Gaugedan Meter.
Gauge dan Meter ini memberitahukan tentang informasi jumlah bahan bakar  (gauge bahan bakar), tempartur air pendingin (temprature  gauge ),  service  metre, dan  gauge yang lainnya yang semuanya ini memberikan informasi tentang keadaan dari komponen mesin itu tersebut, sesuai  dengan sender yang di kirim dari komponen yang diukur.
  • Tombol-tombol operasi lainnya dan kontrol panel .
Tombol-tombol operasi ini sebagai kendali jalannyaalat berat sehingga perlu sekali pemeriksaan atau pengontrolan yang dilakukan secara rutin agar alat berat dapat dioperasikan dengan baik. Sebagai contoh monitor panel dan kontrol panel pada alat berat memiliki variasi yang banyak tergantung merek dan jenis dari alat berat itu sendiri. Bentuk kontrol panel dan monitor panel ini di sesuaikan dengan fungsi dan kerja dari alat berat tersebut. Salah satu contoh kontrol panel dan monitor panel yang dimiliki oleh alat berat ditunjukkan pada gambar di bawah ini yaitu monitor panel untuk  hydraulic ExcavatorPC200-7, produk dari komatsu yang merupakan salah satu produsen alat berat.
Gambar 1. Hydraulic  Excavator PC200-7, produk dari komatsu
  1. Pemeriksaan dari kerusakan, keausan, ruang main di peralatan kerja, silinder, sambungan dan slang (hose).
  2. Pastikan bahwa tidak kerusakan, keausan dan kebocoran pada silinder ( arm cylinder ,  boom   cylinder , silinder sudu pengeruk) serta pada sambungan-sambungan yang lainnya.  Jika terdapat ketidaknormalan segera diperbaiki. Agar komponen-kopmponen alat berat dapat bekerja dengan baik dan dapat saling mendukung sehingga kerjanya pun optimal sesuai dengan yang diharapkan.
  3. Pemeriksaan tinggi permukaan air pendingin apakah diantara tanda  FULL dan  LOW pada tangki cadangan radiator. Pemeriksaan air pendingin ini kaitannya dengan fungsi pendingin yang akan mempengaruhi kinerja dari sistem pendinginan, fungsi dari sistem pendingin ini adalah untuk menyerap dan membuang panas dari mesin dan melepaskannya ke udara luar dengan peranta ra air atau udara. Cara -cara pemeriksaan air pendingin ini antara lain :
  • Membuka penutup belakang kiri pada mesin.
  • Jika level air rendah maka tambahkan air melalui lubang pengisi air pada tangki cadangan atau sub tank.
  • Setelah penambahan air, kencangkan  penutupnya dengan aman.


Gambar 2.Tangki cadangan atau reservoir
  1. Pemeriksaan Baterai .
Pemeriksaan baterai ini berfungsi untuk menjaga agar bateray selalu dalam keadaan siap dan kondisi yang baik sehingga suplay tegangan listrik pada  electrical wiring akan tersuplay dengan baik. Bateray juga dapat dengan mudah untuk di isi kembali oleh sistem pengisian yang ada. Adapun cara atau teknik pemeliharaan bateray adalah :
  • Bersihkan permukaan baterai dengan air soda dan menggunakan kuas,kemudian keringkan dengan lap sampai kering.
  • Bersihkan kutub–kutub baterai dengan alat khusus. Jika tidak ada, pakailah sikat kuningan/kertas gosok halus.
Gambar 3.Membersihkan kotak baterai
Gambar 4.Membersihkan terminal baterai
  • Periksa ketinggian elektrolit baterai, jumlah elektrolit yang tepat yaitu antara  Upper Level dengan  Lower Level , pada baterai tanpa tanda permukaan pelat sel harus tertutup  ? 8 mm.
  • Bila kurang jangan diisi dengan air biasa, isilah dengan air suling atau air accu.
Gambar 5.Pemeriksaan jumlah elektrolit
  • Perhatikan posisi pengikatan dan klem baterai harus kuat agar baterai tidak goyang saat kendaraan berjalan atau bekerja, sehingga dapat retak, elektrolit tumpah. pemasangan yang kuat akan mengurangi kerugian tegangan pada terminal, panas yang timbul pada terminal ataupun korosi.


  1. Pemeriksaan air cleaner atau saringan udara .
Lakukan pengecekan pada panel monitor, apakah lampu tanda clogging  air cleaner berkedip, jika ya maka segera lakukan pembersihan  air cleaner , jika masih tersumbat lakukan penggantian.
  • Membuka pintu belakang sebelah kiri alat, lepas pengunci lalu lepas cover.
  • Melepas elemen  air cleaner lalu bersih kan dengan semprotan udara bertekanan dari sisi dalam ke sisi luar.
  • Jika el emen tersebut masih dapat digunakan pasanglah kembali elemen tersebut pada cover.
  • Memasang pengunci dengan tepat dan tutup kembali pintu kiri belakang.
  1. Pemeriksaan jumlah oli mesin.
Pemeriksaan ini untuk mengetahui jumlah oli mesin dan keadaan oli mesin, apakah masih baik atau tidak. Penggantian oli ini sesuai dengan petunjuk yang ada pada manual book masing-masing jenis alat berat itu sendiri. Jumlah oli juga harus diperiksa dengan melihat tanda batas pada  dipstick oli, tambah oli jika diperlukan melalui s aluran pengisi dengan melihat tabel oli yang diijinkan. Car anya adalah sebagai berikut:
  • Membukapenutup enginepada mesin.
  • Melepaskan batang pengukur lalu bersihkan.
  • Memasukan kembali batang pengukur sepenuhnya kedalam pipa pengisian oli,  kemudian tarik.
  • Mengembalikan level oli ada pada posisi antara H dan L, jika level oli di bawah L maka tambahkan oli yang sesuai pada lubang pengisian.
  1. Pemeriksaan bahan bakar .
Selain dengan mengandakan monitor bahan bakar pada panel juga dapat dilakukan dengan menggunakan kaca penduga pada alat berat Excavatorseri PC1100SP -6.
  • Menggunakan kaca penduga (sight  gauge) pada permukaan depan tangki bahan bakar untuk memeriksa bahwa tangki terisi penuh.
  • Jika level bahan bakar tidak dalam batas kaca penduga, tambahkan bahan bak ar melalui lubang pengisian dan sementara perhatikan kaca penduga.
  • Setelah penambahan bahan bakar, kencangkan penutup dengan aman.
  1. Pemeriksaan air dan sedimen dalam  water  sparator,  drain water.
Kendorkan saluran pembuangan pada water sparatordan buang air juga kotoran dari dalamnya melaui drain valve. Kemudian kencangkan lagi. Teknik pemeriksaan water sedimen ini dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6.Water Separator
  1. Pemeriksaan Horn(Klakson)
Horn sangat perlu diperiksa dan diadakan perawatan karena horn ini sangat penting untuk memberi tanda kepadakendaraan lain yang ada disekitar alat berat.  Hornini juga
terutama berperan pada saat jalan menikung sehingga keselamatan orang ma upun barang akan terjamin.
  1. Pemeriksaan wiper
  2. Wiper sangat perlu dirawat, apalagi ketika musim hujan perwatannya harus optimal agar pendangan operator tidak terganggu oleh air hujan. Ini juga demi menjaga keselamtan
kerja atau K3 .
  1. Pemeriksaan kebocoran oli  dari peralatan hidrolik, tangkihidrolik, slang-slang dan sambungan-sambungan.
  2. Pemeriksaan terhadap Parking Brake.
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu dengan mengamati pada
ruang operator apakah  handle parking brakepada posisi aktif atau tidak. Jika posisi parking brake tidak aktif segeralah untuk menarik tuas tersebut.
  1. Pemeriksaan terhadap rel pegangan, baut-baut yang kendur.
  2. Pemeriksaan terhadap rel pegangan, baut-baut yang kendur.
  3. Pemeriksaan terhadap foot brake
  • Injak pedal rem sepenuhnya hingga berhenti.
  • Jarak lintasan berada pada pusat pedal, sebaiknya antara 70-90 mm.
  • Jika jarak ini melebihi 90 mm, sebaiknya lakukan penyetelan ulang
Gambar 7.Pedal Rem
  1. Pemeriksaan terhadap kerusakan pada penunjuk pengukuran (gauges), monitor, baut-baut yang kendur.
  2. Pemeriksaan terhadap fan belt dan  cooling fan.
  • Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur tegangan tali kipas yaitu 6 Kgf dan defleksi maksimal 13 mm.
  • Pemeriksaan kondisi tali kipas dari keratakan dan keausan, jika sudah tidak sesuai toleransi sebaiknya diganti .
  • Pemeriksaan kondisi kipas radiator dapat dilakukan dengan melihat kelengkapan sudu-sudunya, bantalan dudukannya dari kerusakan atau keausan
  1. Pembersihan cermin pandangan belakang, periksa terhadap kerusakan. Pastikan bahwa kondisi cermin pandangan belakang bersih, dapat dipandang dari kursi operator.
  2. Pemeriksaan sabuk pengaman dan klem pemasangannya.
Periksa bagian pengait, penangkap dan kaki pengait terhadap kerusakan.  Jika ditemukan kerusakan segera lakukan perbaikan.
Gambar 8. Memasang sabuk pengaman
  1. PROSEDUR PEMERIKSAAN UNIT  MACHINESAMBIL DIOPERASIKAN
  1. Pemeriksaan unusual noise/ suara tidak normal
Pemeriksaan suara tidak normal sering terjadi ketika unit sedang diopersikan, terutama pada bagian-bagian kurang mendapat pelumasan/  greasingdan bagian yang sudah mengalami keausan berlebihan. Maka dari itu pemeriksaan  unusual   noise perlu dilakukan,  seperti pada : Pin pada ujung cylinder,  Pin bucket, Track shoe bolt,Dudukan  engine, Dudukan  power train, dan Tuas kontrol transmisi. Karena bagian-bagian ini rawan mengalami keausan dan kemungkinan pengencangan baut-baut atau pengikatnya kurang maka memerlukan perawatan dan pemeriksaan yang lebih teliti sehingga suara berisik yang akan di timbulkan dapat di minimalikan atau bahkan dapat dihilangkan. Cara -cara penanggulangannya itu dapat dilakukan dengan mengencangkan baut yang masih kendor atau memberi greasedan pelumasan yang baik sehingga kemungkinan untuk menimbulkan suara akan hilang. Pelumasan ini dapat dilakukan dengan pemeliharaan 10 jam pemakaian, seperti pada   Excavator PC 1100 SP-6. produksi
komatsu ini pelumasannya meliputi :
    • Pin kaki silinder boom(pengangkat lengan)
    • Pin kaki boom  (pengangkat lengan).
    • Ujung pin rod silinder boom .
    • Pin kaki silinder arm (arm).
    • Pin kopling boom- lengan.
    • Pin kaki silinder sudu bucket .
    • Pin ujung batang (rod) sili.nder lengan.
    • Pin kopling sambungan lengan (link arm).
    • Pin kopling sambungan.
    • Pin ujung rod silinder sudu bucket.
    • Pin kopling sambungan sudu bucket (bucket link).
Pemeriksaan kelonggaran komponen ini terkait dengan adanya suara yang berisik yang diakibatkan oleh adanya bagian-bagian yang bersinggungan atau kelonggaran yang melebihi batas spesifikasi, sehingga akan menimbulkan bunyi atau suara,bunyi atau suara yang tidak semestinya ada. Hal inilah yang disebut dengan  unusual noiseatau suara -suara yang tidak normal. Benturan antar dua bagian atau lebih ini  akan mengakibatkan kerusakan yang fatal dan mengakibatkan adanya penggantian komponen, ini akan memakan biaya perawatan yang lumayan tinggi. Untuk lebih jelasnya bagian-bagian yang perlu mendapatkan pemeriksaan terhadap adanya kelonggaran seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 9. ExcavatorPC 1100 SP -6,produksi komatsu
  1. Pemeriksaan kerja rem .
Sistem rem merupakan sistem yang sangat berpengaruh terhadap keamanan dalam mengoperasikan alat berat, dimana rem ini berfungsi untuk memperlambat jalannya alat berat atau unit enginese hingga dapat berhenti. maka dari itu pemeriksaan sistem rem sangat penting dan harus dilakukan secara berkala termasuk perawatan setelah 10 jam operasi yaitu, sebagai berikut:
  • Pemeriksaan jarak pengereman yaitu dengan menjalankan alat berat pada kecepatan 20 km/h lalu lakukan pengereman, pastikan jarak pengereman tidak lebih dari 5 m. Jika jarak pengereman lebih dari 5 m maka lakukan pengecekan perbaikan dan penyetelan pada sistem rem yang tidak normal ini, sampai diperoleh ukuran yang sesuai dengan standard pada buku manual.
  • Pemeriksaan Kemampuan kerja sistem rem yaitu dengan memposisikan fuel control pada low idle , tekan pedal kopling. Masukan  transfer casepada posisi low untuk yang memakai transfer dan transmisi pada speed 3. tekanpedal rem, naikan putaran mesin secara perlahan sampai pada 1700 rpm dan lepas pedal kopling. Periksa apakah mesin  stall(akan mati) ketika unit tetap diam. Jika mesin tidak  stall(akan mati) maka lakukan pengecekan dan perbaikan pada sistem yang
tidak normal.
  • Pemeriksaan kemampuan rem pada alat berat yang menggunakan power train jenis  torq flow transmision pada intinya sama namun secara teknis terdapat perbedaan pada pengoperasian pemindahan gigi dan tanpa adanya pengopersian kopling. Pemindahan gigi dipo sisikan pada FOREWARD gigi kedua, rem parkir kondisi bebas, lalu gerakkan  fuel controlagar kecepatan  enginenaik hingga kecepatan penuh. Pastikan bahwa mesin tidak bergerak, hal ini menunjukan kemampuan rem normal. Jika mesin bergerak maka lakukan pengecekandan perbaikan pada sistem yang tidak normal.
  1. Pemeriksaan kerja sistem steering
Fungsi dari kemudi adalah suatu sistem pengendali peralatan alat berat yang dapat digunakan untuk membelokkan arah gerak lurus unit menjadi kekiri atau kekanan pada sudut tertentu dari 00 – 3600 dari gerakan semula. Pemeriksaan yang perlu diperhatikan pada sistem steering ini adalah secara rutin memberi pelumasan pada  steering linkage pada steering jenis manual yang menggunakan steering linkage agar tidak tejadi keausan antara  kedua bagian yang bergesekan sehingga steering dapat bekerja dengan baik dan efektif. Sedangkan untuk untuk  steeringyang menggunakan kontrol hidrolik maupun semi hidrolik yang memanfaatkan tekanan hodrolik pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kebocoran cairan hidrolik, kerusakan seal -seal dan jumlah minyak hidrolik yang tujuannya agar steering dapat berfungsi dengan baik. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap kinerja pompa hidrolik yang akan menyuplai tenaga hidrolik. Berikut ini contoh steering yang menggunakan steering linkage dan tipe hidrolik.
Gambar 10.Steering dengan steering linkage  
Gambar 11.Steering tipe hidrolik.
Pemeriksaan kerja dari steering ini dapat dilakukan dengan memeriksa kinerja dari steering itu sendiri pada saat belok baik belok normal maupun belok yang tajam. Steering ini harus mampu mengatasi kedua keadaan tersebut walaupun sudut belok yang bervariasi sehingga dalam pengoperasiannya tidak menimbulkan bahaya baik bagi operator maupun unit alat berat dan pekerja di sekitanya.
  1. Pemeriksaan kerja gear shifting.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan terhadap kerja shifting gear untuk memilih kecepatan yang di inginkan, pemeriksaan ini biasanya berkaitan dengan pelumasannya. Jika pelumasan ynag diberikan baik dan optimal maka kinerja dari sistem ini akan maksimal pula. Gear Shifting harus dapat digerakkan dengan mudah agar tidak mengalami kesulitan dalam memlih kecepatan , tetapi tidak boleh pindah dengan sendirinya, kalau gear shifting ini dapat bergerak sendiri maka akan menimbu lkan bahaya yang dapat merusak susunan gigi pada transmisi atau perseneling alat berat itu sendiri.
  1. Pemeriksaan kerja work equipment.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kemampuan kerja dari sistem hidrolik pada alat. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengoperasikan alat dalam melakukan standar kerja work equipment. Pada alat berat mempunyai banyak sekali jenis work equipmentyang ada. Sebagai contoh, pemeriksaan  work equipmentpada hydraulic Excavator(PC200-7)
  • Backhoe work
Backhoe workdapat dipergunakan untuk pekerjaan ekskavasi dengan posisi lebih rendah dari alat. Saat excavatinggunakan sudut seperti pada gambar secara efektif untuk mengoptimalkan efisiensi kerja. Range ekskavasi dengan arm dari 45°jauh dari alat sampai 30° terhadap alat.


Gambar 12.  Backhoe work
  • Shovel work
Merupakan kegiatan ekskavasi pada posisi lebih tinggi dari alat.  Shovel work dilakukan dengan pemasangan bucket kearah berlawanan.
Gambar 13.  Shovel Work
  • Ditching work
Merupakan pekerjaan penggalian parit dapat dilakukan secara efisien dengan memasang  bucketsesuai dengan lebar parit kemudian atur track pararel dengan parit yang akan digali.
Gambar 14. Ditching work
  • Loading work
Pekerjaan loading merupakan pekerjaan pemindahan barang dari satu tempat  ke tempat yang lain dengan berbagai posisi. Namun untuk efisisen kerja  loading  work dikerjakan dengan posisi alat dibelakang truck.
Gambar 15. Loading Work
Jika dalam kerja equipment work terjadi ketidak normalan maka segera lakukan pengecekan dan perbaikan pada komponen hidrolik. Seperti pada; pompa, katup kontrol, hose, cylinder dan komponen hidrolis yang lain.











BAB II
PENUTUP


Ketersediaan alat berat harus tinggi agar operasi produksi berjalan dengan lancar. Ketersediaan alat berat bergantung salah satunya pada upaya pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan oleh pemilik alat berat. Ketersediaan atau availabilitas alat merupakan perbandingan antara waktu ketersediaan alat dapat digunakan sesuai dengan fungsinya terhadap total waktu yang tersedia untuk beroperasi. Ketidaktersedianya suatu alat dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu adanya kegiatan perbaikan alat (corrective maintenance) dan adanya kegiatan pencegahan kerusakan alat (preventive maintenance).
Secara umum perawatan itu dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha/  tindakan-tindakan termasuk pencegahan dan perbaikan yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan  performance sebuah alat berat selalu seperti kondisi dan  performanceketika masih baru  atau semula, tetapi dengan cara yang benar dan efektif sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dapat se efektif mungkin.
Tujuan dari perawatan ini adalah sebagai berikut:
  1. Agar alat berat yang bersangkutan selalu dalam keadaan siaga dan siap pakai setiap saat (high availability = berdaya guna fisik yang baik).
  2. Agar alat berat tersebut selalu dalam keadaan prima, berdaya guna mekanis yang baik (good Performance).
  3. Agar biaya perbaikan alat berat tersebut menjadi lebih hemat  (reduce repair cost).
Perawa tan 10 jam operasi ini dapat dibagi menjadi dua bagian perawatan pokok yang secara rutin dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 jam setelah alat berat tersebut dioperasikan. Yaitu perawatan preventive dan perawatan korektif.
Perawatan  preventive yaitu perawatan yang dilakukan terhadap alat berat guna mencegah kerusakan-kerusakan yang akan m ungkin terjadi apabila tindakan tersebut tidak dilakukan setelah mesin/unit dioperasikan 10 jam. Dengan kata lain perawatan  preventive adalah untuk mencegah sebelum terjadi kerusakan setelah mesin/unit dioperasikan 10 jam. Dengan melakukan perawatan  preventive ini dapat diperoleh keuntungan-keuntungan anatara lain: Mengurangi kerusakan, biaya operasi menjadi lebih hemat, keamanan alat-alat berat yang kita miliki terjamin dengan baik.
Perawatan korektif yaitu perawatan pada alat berat setelah terjadi ketidak normalan bagaian-bagian tertentu pada alat berat tersebut. Perawatan ini dapat dilakukan dengan penggantian atau penyetelan bagian-bagian tersebut setelah mesin/unit dioperasikan 10 jam. Dengan kata lain perawatan korektif adalah perawatan pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian. Dengan melakukan kegiatan perawatan korektif ini dapat memberikan keuntugan yaitu bagian-bagian alat berat yag telah rusak atau mengalami troubleakan bisa kembali ke keadaan normal sehingga dapat bekerja dengan efektif.















DAFTAR PUSTAKA


Anonim, Shop Manual Komatsu PC200-7, Komatsu, Japan,
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.2004.Universitas Negeri  Yogyakarta. Yogyakarta


Previous
Next Post »

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.