[ArtikelKeren] FITNES - Jika ingin berat badan turun, sering kita mendengar, kalori yang dibakar perlu lebih banyak daripada kalori yang masuk. Itulah mengapa olahraga dan diet menjadi dua hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun sebenarnya bagaimana mekanisme pembakaran kalori di dalam tubuh?
Dokter spesialis gizi klinik Samuel Oetoro mengatakan, pembakaran kalori di dalam tubuh terjadi karena metabolisme. Semakin cepat laju metabolisme tubuh, semakin banyak pula kalori yang dibakar, begitu pula sebaliknya.
Metabolisme merupakan proses tubuh menghasilkan energi yang digunakan untuk kebutuhan hidup dasar atau dikenal juga dengan istilah laju metabolisme basal (BMR) dan aktivitas sehari-hari. Laju metabolisme sangat bervariasi pada setiap orang, sehingga kebutuhan kalori pun juga berbeda-beda.
"Biasanya semakin tua seseorang, laju metabolismenya semakin menurun, sehingga usia merupakan salah satu faktor penentu kecepatan laju metabolisme," papar Samuel saat dihubungi Kompas Health, Jumat (17/1/2014).
Selain usia, lanjut dia, faktor yang mempengaruhi metabolisme antara lain jenis kelamin serta lingkungan, seperti suhu, dan beberapa faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut umumnya mempengaruhi BMR. Di luar itu, faktornya bisa berasal dari aktivitas fisik yang dilakukan.
Aktivitas fisik menentukan laju metabolisme, maka orang yang melakukan aktivitas fisik lebih banyak akan membakar kalori lebih banyak daripada yang aktivitas fisiknya sedikit.
Hal senada juga dituturkan oleh dokter pemerhati gaya hidup dan ahli fisiologi, Grace Judio-Kahl. Dia mengatakan, BMR yaitu kebutuhan energi untuk hidup seperti mempertahankan temperatur tubuh, kerja paru-paru, detak jantung, dan sistem tubuh lainnya. Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk BMR relatif tetap, namun kalori tambahan untuk kegiatan lain itulah yang berbeda, tergantung aktivitas fisiknya.
"Kalau aktivitasnya sedikit, jarang berolahraga misalnya, kebutuhan kalorinya hanyalah BMR ditambah 30 persen. Sementara seseorang yang aktif bergerak kebutuhan kalorinya bisa mencapai BMR ditambah 40 hingga 50 persen," ujar pemilik klinik lightHOUSE ini.
Grace menjelaskan, agar tubuh dapat membakar kalori dengan lebih optimal, maka peningkatan aktivitas fisik perlu dilakukan. Namun selain itu, sebenarnya seseorang juga dapat meningkatkan BMR, yaitu dengan menambah massa otot tubuh.
Otot tubuh, jelas dia, membutuhkan energi yang lebih banyak sehingga umumnya orang dengan massa otot lebih banyak pun memiliki BMR yang lebih tinggi. "Cara meningkatkan massa otot bisa dengan latihan kekuatan atau angkat beban," jelasnya. (ak27)
Dokter spesialis gizi klinik Samuel Oetoro mengatakan, pembakaran kalori di dalam tubuh terjadi karena metabolisme. Semakin cepat laju metabolisme tubuh, semakin banyak pula kalori yang dibakar, begitu pula sebaliknya.
Metabolisme merupakan proses tubuh menghasilkan energi yang digunakan untuk kebutuhan hidup dasar atau dikenal juga dengan istilah laju metabolisme basal (BMR) dan aktivitas sehari-hari. Laju metabolisme sangat bervariasi pada setiap orang, sehingga kebutuhan kalori pun juga berbeda-beda.
"Biasanya semakin tua seseorang, laju metabolismenya semakin menurun, sehingga usia merupakan salah satu faktor penentu kecepatan laju metabolisme," papar Samuel saat dihubungi Kompas Health, Jumat (17/1/2014).
Selain usia, lanjut dia, faktor yang mempengaruhi metabolisme antara lain jenis kelamin serta lingkungan, seperti suhu, dan beberapa faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut umumnya mempengaruhi BMR. Di luar itu, faktornya bisa berasal dari aktivitas fisik yang dilakukan.
Aktivitas fisik menentukan laju metabolisme, maka orang yang melakukan aktivitas fisik lebih banyak akan membakar kalori lebih banyak daripada yang aktivitas fisiknya sedikit.
Hal senada juga dituturkan oleh dokter pemerhati gaya hidup dan ahli fisiologi, Grace Judio-Kahl. Dia mengatakan, BMR yaitu kebutuhan energi untuk hidup seperti mempertahankan temperatur tubuh, kerja paru-paru, detak jantung, dan sistem tubuh lainnya. Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk BMR relatif tetap, namun kalori tambahan untuk kegiatan lain itulah yang berbeda, tergantung aktivitas fisiknya.
"Kalau aktivitasnya sedikit, jarang berolahraga misalnya, kebutuhan kalorinya hanyalah BMR ditambah 30 persen. Sementara seseorang yang aktif bergerak kebutuhan kalorinya bisa mencapai BMR ditambah 40 hingga 50 persen," ujar pemilik klinik lightHOUSE ini.
Grace menjelaskan, agar tubuh dapat membakar kalori dengan lebih optimal, maka peningkatan aktivitas fisik perlu dilakukan. Namun selain itu, sebenarnya seseorang juga dapat meningkatkan BMR, yaitu dengan menambah massa otot tubuh.
Otot tubuh, jelas dia, membutuhkan energi yang lebih banyak sehingga umumnya orang dengan massa otot lebih banyak pun memiliki BMR yang lebih tinggi. "Cara meningkatkan massa otot bisa dengan latihan kekuatan atau angkat beban," jelasnya. (ak27)
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.