Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Rangkaian seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kini sedang dilakukan. Di Pekanbaru, hari ini dilakukan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) dan beberapa daerah lainnya pada pekan depan.
Ujian serentak dilaksanakan pada 3 November mendatang.
Secara keseluruhan, tahun ini proses seleksi diikuti sekitar 250 ribu CPNS dari segala instansi, pusat dan daerah.
Ada isyarat, perekrutan CPNS akan dilakukan setiap tahun, setelah sebelumnya sempat diberlakukan moratorium selama dua tahun.
Bagi para peminat posisi CPNS, tentu kesempatan seperti ini sudah sangat ditunggu. Kita juga, tentu tak mempermasalahkannya, sepanjang hal itu dilakukan benar-benar untuk mengisi formasi yang diperlukan bagi keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan serta peningkatan pelayanan publik.
Kita tetap akan mengkritisi sekiranya perekrutan, sekarang dan tahun-tahun mendatang, dilaksanakan tidak dengan alasan yang signifikan.
Kita juga ikut risau jika pelaksanaannya tidak didasarkan kepada analisis beban kerja masing-masing kementerian dan lebih-lebih dari pemerintah daerah.
Kerisauan ini patut diketengahkan, mengingat belum lama ini wakil menteri pendayagunaan aparatur negara (Men PAN) pernah mengisyaratkan hal tersebut dalam sebuah diskusi.
Bahwa, selain minim analisis beban kerja, mayoritas CPNS yang diusulkan banyak instansi pusat dan daerah saat jeda moratorium lalu, juga didominasi tenaga administrasi, formasi yang kurang memberikan efek langsung terhadap pelayanan publik.
Sangat penting kita ingatkan sedari awal kepada penyelenggara negara untuk tidak main-main dan bermain, dalam perekrutan CPNS ini.
Misalnya, sedaya upaya mengusulkan tenaga honorer yang dulu adalah tim suksesnya. Artinya, kita tak ingin ajang perekrutan CPNS dipakai oleh penyelenggara negara untuk menerapkan politik balas budi, tanpa mengukur kemampuannya.
Karena itulah, kita tantang para pelaksana seleksi penerimaan CPNS kali ini dan seterusnya, untuk memberi garansi tidak ada kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dalam semua rangkaian prosesnya.
Saatnya perekrutan berlangsung secara transparan, adil dan terbuka, sehingga didapatkan CPNS yang kredibel, terbaik sebagai abdi negara dan terbaik dalam pelayanan publik.***
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Rangkaian seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kini sedang dilakukan. Di Pekanbaru, hari ini dilakukan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) dan beberapa daerah lainnya pada pekan depan.
Ujian serentak dilaksanakan pada 3 November mendatang.
Secara keseluruhan, tahun ini proses seleksi diikuti sekitar 250 ribu CPNS dari segala instansi, pusat dan daerah.
Ada isyarat, perekrutan CPNS akan dilakukan setiap tahun, setelah sebelumnya sempat diberlakukan moratorium selama dua tahun.
Bagi para peminat posisi CPNS, tentu kesempatan seperti ini sudah sangat ditunggu. Kita juga, tentu tak mempermasalahkannya, sepanjang hal itu dilakukan benar-benar untuk mengisi formasi yang diperlukan bagi keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan serta peningkatan pelayanan publik.
Kita tetap akan mengkritisi sekiranya perekrutan, sekarang dan tahun-tahun mendatang, dilaksanakan tidak dengan alasan yang signifikan.
Kita juga ikut risau jika pelaksanaannya tidak didasarkan kepada analisis beban kerja masing-masing kementerian dan lebih-lebih dari pemerintah daerah.
Kerisauan ini patut diketengahkan, mengingat belum lama ini wakil menteri pendayagunaan aparatur negara (Men PAN) pernah mengisyaratkan hal tersebut dalam sebuah diskusi.
Bahwa, selain minim analisis beban kerja, mayoritas CPNS yang diusulkan banyak instansi pusat dan daerah saat jeda moratorium lalu, juga didominasi tenaga administrasi, formasi yang kurang memberikan efek langsung terhadap pelayanan publik.
Sangat penting kita ingatkan sedari awal kepada penyelenggara negara untuk tidak main-main dan bermain, dalam perekrutan CPNS ini.
Misalnya, sedaya upaya mengusulkan tenaga honorer yang dulu adalah tim suksesnya. Artinya, kita tak ingin ajang perekrutan CPNS dipakai oleh penyelenggara negara untuk menerapkan politik balas budi, tanpa mengukur kemampuannya.
Karena itulah, kita tantang para pelaksana seleksi penerimaan CPNS kali ini dan seterusnya, untuk memberi garansi tidak ada kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dalam semua rangkaian prosesnya.
Saatnya perekrutan berlangsung secara transparan, adil dan terbuka, sehingga didapatkan CPNS yang kredibel, terbaik sebagai abdi negara dan terbaik dalam pelayanan publik.***
Sumber : riaupos.co
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.